Tahun 2004 sampai 2010 di Jogjakarta ada tim pabrikan yang cukup fenomenal. Mengawali sebagai tim privaater dengan pebalap andalan Raka Sebastian. Selaku pemilik tim adalah Samsul Bahari dan manager tim dipegang oleh Mada Ferdian. Menggunakan motor Suzuki tim ini mulai mencuri perhatian publik, bahkan pretasinya acap nembus juara 1 di ajang Kejurnas road race dan OMR Suzuki dan event Kejurda. Bahkan Raka Sebastian acap mendapat gelar juara umum didua kelas yaitu bebek 4 Tak Tune Up 110 cc dan 125 cc.

“Awal debutan Raka Sebastian tetap jadi pebalap utama, motor yang dipakai adalah Suzuki.Kita juga dapat sponsor dari Suzuki dan VCO Oil, hebohnya waktu itu kita punya 17 pebalap,” kata Mada Ferdian.
Kejadian heboh lain adalah ketika event Kejurnas di kota Purwokerto. Dimana hubungan tim dengan Suzuki mulai tidak harmonis. Dan sebenarnya sudah cukup lama ada gesekan, klimaksnya pecah di kejurnas Purwokerto. Raka Sebastian yang jadi leader saat gaspol, di last lap membuat action yang menggemparkan. Beberapa meter dari garis finish ia justru menghentikan motor dan membiarkan lawan finish.
“Ya saya memang menyuruh pebalap saya untuk berhenti. Geli saja kalau saya ingat peristiwa itu,” kata Samsul Bahari pada enginesport.co

Tahun 2006 sampai 2010 tim milik Samsul Bahari dikontrak pabrikan Yamaha. Nama tim berubah menjadi Yamaha Pertamina IRC Raka. Waktu itu hanya tim ini yang satu satunya ada namma sponsor Pertamina. Disini Raka Sebastian yang selalu memakai no start 22 di proyeksikan ke jenjang balap yang lebih tinggi. Sayangnya progam tersebut bubar sehubungan dengan gantinya manager Sport Yamaha.

Prestasi Raka Sebastian juga meraih gelar juara umum di event balap bergengsi U Mild Road Race Championship pada tahun 2008 dan 2009. Atas prestasi tersebut Raka Sebastian masuk jadi tim U Mild Indonesia dan ikutan bertarung di ajang ARRC. Sayangnya karena motor yang tidak kompetif membuat penampilan Raka tidak menggigit dan tidak bisa nembus 3 besar podium.

Tahun 2011 Raka Sebastian mengalami kecelakaan ketika sedang latihan balap di sirkuit Mandala Krida. Ia ditabrak oleh pebalap pemula dan mengakibatkan kakinya patah. Mengalami rehat cukup lama dan pria ramah ini memilih istirahat total dan tidak terjun balap lagi walau sudah sembuh dari sakitnya.
“Belakangan saya kok kepengin balap lagi, eh om kalau balap lagi katanya ada kelas nostalgia Underbone 2 Tak 125 cc ya? Juga ada kelas bebek 4 Tak TU 150 cc Open ya,” kata Raka Sebastian.

Samsul Bahari dan Mada Ferdian ternyata juga punya keinginan yang sama dengan Raka Sebastian. Tapi melihat kondisi dunia road race sekarang ini mereka berdua masih pikir pikir. Bahkan dengan jumlah nominal dana yang sekarang ini, mereka pilih tidak come back lagi ke dunia balap. Alasannya cukup masuk akal yaitu nggak mau nombok.
“Lha kalau dihitung hitung dana segitu tidak cukup untuk bikin 2 motor balap seeded. Belum lagi biaya yang lain lain seperti penginapan, makan, mobil operasional, mbayarin crew dll,” ujar Samsul Bahari yang diamini oleh Mada Ferdian. Unang
Leave a Reply