Enginesport.co – Dragbike 201 meter Salatiga yang ditayang oleh RFC (29/10) di sirkuit dadakan jalan Kartini menyajikan trek yang bumpy dan menurun. 50 meter menjelang garis finish adalah jalan menurun, cukup berbahaya buat para pemula. Bahkan seorang pemula yang gaspol pake vespa terjatuh dan nabrak sensor di garis finish. Celakanya tidak ada sesi latihan mencoba trek, jadi pebalap langsung gaspol. Wajar juga kalau akhirnya mayoritas pebalap memilih jalur trek sebelah kanan, maklum yang kiri bumpy.

Salah seorang pemula yang sukses adalah Daffa Della, doi cewe asal Klaten yang lagi naik daun. Walau sedikit ketar ketir dengan kondisi trek ia mampu finish tercepat ke dua di kelas Matic TU 200 cc. Sekaligus membuktikan Daffa Della mampu duel di jajaran kelas lelaki. Motornya juga join dengan dragbiker senior Bayu Ucil dari tim JNC V Reinz Racing RCB1. Catatan waktu Daffa Della 07.702 sedangkan juara 1 nya adalah Niko Sakauw yang menorehkan waktu 07.665.

“Nggak ada sesi latihan om pada hari Sabtu, jadi ya kurang manteb. Trek kiri bumpy ternyata dan itu yang membuat waktu saya tidak bisa maksimal. Bahaya juga sih apalagi 50 meter menjelang finish jalanan menurun”, kata Daffa Della pada enginesport.co
Kondoisi trek yang demikian itu buat dragbiker senior seperti Eko Codox Sulistyo, Hendra Kecil dan Bayu Ucil tidak berarti apa apa. Dragbiker kelas level Asia ini enjoy saja gaspol di dragbike Salatiga. Faktanya baik Eko Codox Sulistyo, Hendra Kecil dan Bayu Ucil juga enteng aja nembus 5 besar.Tetapi tetap saja mereka menggunakan line kanan yang tidak bumpy dan lebih aman buat gaspol. Bagaimanapun trek dengan turunan cukup curam itu sangat berbahaya bagi olah raga extreme dragbike.

Eko Codox Sulistyo sendiri sukses memborong 6 piala, dua kelas berbeda diraih dengan waktu paling cepat alias juara 1. Yaitu kelas bebek 4Tak TU 130 cc dan kelas bergengsi FFA. Urusan memborong piala memang Codox jagonya. Yang mengejutkan best time diraih oleh Yuda AP pebalap pemula dari tim TPTC Ft Racing Ceria CRM ABRT20 Muffler dengan catatan waktu 06.956. Itu terjadi di kelas Sport 2TakTU 155 cc. Dikelas ini Eko Codox Sulistyo harus puas berada diurutan ke 4 dengan torehan waktu 07.024.

“Turunan itu tidak berpengaruh bagi saya karena sudah mendekati garis finish dimana kecepatan motor sudah mencapai topspeed. Jadi tidak membantu sama sekali kalau dari faktor kecepatan. Malah kalau buat pemula dan pebalap abal abal turunan gitu cukup bahaya. Untungnya titik pengereman cukup panjang jadi tidak ada kejadian pebalap nabrak karung pembatas diarea pengereman”, ujar Eko Codox Sulistyo. Unang

Daffa della asal magelang ,itu anak saya