Enginesport.co – Ervantona pebalap dari tim LJRT SAMANTHA D2T ERDEVE ONTRLOTTLE Klaten berhasil memecahkan mitos didunia underbone.Doi finish terdepan di kelas Bebek s/d 2Tak Tune Up 125 cc Underbone event bergengsi Pirelli Motoprix Region 2 Putaran 1 Purwokerto (1/4). Memacu motor Yamaha F1Z yang berkapasitas 116 cc tapi ia mampu menaklukan Yamaha 125Z yang mayoritas dipakai oleh pebalap kelas Underbone. Makin jos kemenangan tersebut karena disitu juga ada Suzuki Satria yang berkapasitas 120 cc.

Mitos mesin datar tidak bisa ngalahin mesin tegak yang santer didunia Underbone akhirnya dipecahkan oleh Ervantona. Cowok ramah ini memang geram dengan banyaknya nada miring yang apatis duluan. Makanya jauh jauh hari ia sudah mempersiapkan dengan matang pacuannya. Motivasinya makin tebal untuk memecahkan mitos tersebut. Sekaligus ingin membuktikan bahwa gaspol pakai F1Z bisa mengalahkan 125Z.

“Banyak bengkel balap dan mekanik yang punya Yamaha F1Z ngeper karena di kelas Underbone mayoritas pebalap memakai Yamaha 125Z. Ini sudah menjadi mitos dan mereka beranggapan bahwa F1Z tidak bisa mengalahkan 125Z. Terus mereka berandai andai agar kelas tersebut di pecah jadi dua, F1Z sendiri 125 Z sendiri. Lha malah kemunduran ini namanya. Bisa jadi setelah dipisah kelas Underbone yang semula rame bisa jadi sepi,” kata Beny Kimpling Manajer tim LJRT SAMANTHA D2T ERDEVE ONTRLOTTLE.

Pemecahan mitos itu sendiri sebenarnya akan berlangsung di road race Kebumen. Namun karena suatu hal tidak jadi dan pilihan pemecahan mitos justru di event bergengsi Kejurnas Motoprix seri 1 di kota Purwokerto. Alasannya pasti lawan lawannya berat semua dan faktanya ada nama Irfan Cupenk dan Toni Suhartawan dari Jabar yang memang jagoannya kelas Underbone. Dari Jateng Ardi Satya Sadarma, Diaz Kumoro Jati dan Jojon AM. Belum lagi pemain lawas seperti Delly Pramana, Salmincelli dan Tomi Orlando dll.
“Semuanya lancar saja om QTT ke 3 dan knalpot yang tadinya ada disebelah kiri harus pindah ke kanan karena knalpot brodol kegesek aspal,” senyum Ervantona.

Saat race day Ervantona tidak ngotot melejit kedepan. Ia membiarkan Ardi Satya Sadarma dan Irfan Cupenk berada di depan. Selama 3 lap ia mempertahankan ritme motornya dan bertahan di posisi 3. Tetapi memasuki lap ke 4 Ervantona mulai gaspol, lantas dengan sigap mengovertake Ardi dan Cupenk. Setelah itu ia leader hingga finish.
Ternyata Irfan Cupenk terkena jump start dan ada buktinya di sensor kamera. Alhasil ia kena denda 20 detik dan posisinya melorot ke posisi 8. Hal tersebut membuat berkah bagi pebalap lain. Delly Pramana naik ke posisi 2, Diaz Kumoro Jati ke 3, Jojon AM ke 4 dan Salmin ke 5.Tapi sepertinya kemenangan Ervantona yang berhasil memecahkan mitos bagi sebagian pemerhati balap dianggap sebuah keberuntungan. Karena baru satu kali saja mainnya, perlu pembuktian lagi. Bagaimana Ervantona? Pembuktian lanjut ke Pirelli Motoprix Region 2 putaran ke 2 di sikuit permanen Gerry Mang Subang? Wah bakalan rame lagi nih!.Unang
Leave a Reply